Laman

Rabu, 18 Maret 2015

Waktu Kita Berharga

Seorang guru bijak berdiri di hadapan para muridnya dengan membawa sebuah toples bening. Sang guru kemudian memasukkan bola golf ke dalam toples sampai tak ada lagi bola golf yang dapat dimasukkan, kemudian sang guru bertanya "Apakah toples ini telah penuh ?", para murid menjawab "Ia guru toples itu telah penuh". Sang guru kembali mengambil batu - batu kerikil dan memasukkannya ke dalam toples dan bertanya "Apakah tolples ini telah penuh ?", para murid mengangguk memberi tanda persetujuan atas pertanyaan sang guru. Kemudian sang guru mengambil sekantung pasir dan memasukkannya ke dalam toples, Ia kembali bertanya hal yang sama. Para murid agak tertawa karena keluguan atas jawaban - jawaban mereka dan dengan lantang menjawab "Kali ini sudah penuh guru". Sang guru mengambil dua cangkir kopi dan menuangkannya ke dalam toples, dan ternyata masih ada ruang kosong dalam toples.

Sang guru lalu berkata "Toples ini melambangkan hidup kita, bola golf yang dimasukkan pertama adalah prioritas - prioritas terpenting dalam hidup kita, seperti keluarga, kesehatan, dan kebahagiaan. Batu - batu kerikil adalah prioritas terpenting kedua dalam hidup kita, seperti pekerjaan, kuliah, rumah, mobil, dan yang lainnya. Pasir melambangkan hal - hal yang tidak begitu penting dalam hidup kita, seperti karaokean, shopping, nonton film, dan yang lainnya. Namun, jika kita memasukkan pasir terlebih dahulu maka tidak akan ada ruang untuk kerikil dan bola golf. Kemudian ada seorang murid nyeletuk bertanya "Lalu dua cangkir kopi tersebut melambangkan apa guru ?", saambil tersenyum sang guru menjawab "Walaupun sesibuk apapun kita, masih ada waktu untuk secangkir kopi bersama teman"

Senin, 09 Februari 2015

THE POWER OF BELIEF

Tersebutlah kisah seorang mahasiswa baru di University of California, Berkeley, Amerika Serikat yang datang terlambat ke kelas Prof. Neyman (salah seorang guru besar tingkat Dunia).
Ketika ia sampai di kelas, tidak ada seorangpun disana, dan di papan tulis terdapat dua soal matematika. Asumsinya langsung berjalan, dua soal tersebut adalah pekerjaan rumah mahasiswa. Sesampainya di rumah, ia mencoba mengerjakan 2 soal sulit tersebut.
Beberapa hari kemudian ia menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Prof. Neyman dan meminta maaf atas keterlambatan pengumpulannya, karena kedua soal tersebut terasa sangat sulit dibandingkan soal-soal biasa yang diberikan pada mahasiswa.
Ia bertanya kepada Prof. Neyman, apakah masih mau menerima pekerjaannya. Prof. Neyman tidak terlalu menanggapi dan memintanya menaruh di meja kerja Prof. Neyman.
Setelah 6 minggu berlalu, pada hari yang cerah, sang mahasiswa terbangun dan terkejut mendengar suara ketukan pintu. Ternyata yang datang adalah Prof. Neyman.
Dengan wajah penuh semangat Profesor berkata : "Saya akan mempublikasikan hasil karyamu dalam pertemuan ilmian Matematikawan Dunia". Sambil terkejut sang mahasiswa bertanya, "ada apakah gerangan Prof ?", Profesor menjawab, "tahukah kamu bahwa dua soal yang kamu selesaikan tersebut adalah 2 soal statistika yang terkenal sulit dan belum dapat terpecahkan oleh seluruh matematikawan dunia selama puluhan tahun ?"
Kenyatannya, mahasiswa ini berhasil memecahkan dua soal statistika tersulit di dunia yang tadinya dianggap sebagai pekerjaan rumah, dan mahasiswa ini akhirnya menjadi matematikawan dunia, ia adalah George Dantzig.